Penulis: Fiersa Besari
Penyunting: Juliagar R. N.
Penyunting akhir: Agus Wahadyo
Desainer cover: Budi Setiawan
Penata letak: Didit Sasono
Cetakan keenam, 2017
Diterbitkan pertama kali oleh: mediakita
Seperti apakah warna cinta? Apakah merah muda mewakili rekahannya, ataukah kelabu mewakili pecahannya?
***
Kalau memang ditakdirkan berjodoh, pasti ada saja cara semesta untuk mempertemukan kembali. Setiap pertemuan dan perpisahan pun memiliki takdirnya sendiri. Begitu juga dengan kisah Juang Astrajingga dan Ana Tidae dalam novel Konspirasi Alam Semesta ini.
Dari perjumpaan tak terduga, muncul percikan cinta. Juang dan Ana kembali bertemu dengan cara yang cukup mengejutkan. Dari pertemuan tersebut, keduanya makin dekat terlebih karena ternyata mereka punya banyak kesamaan. Hanya saja saat itu sebenarnya Ana sudah punya kekasih.
Sempat dilema dan bingung harus melakukan apa, Ana pun membuat sebuah keputusan besar. Dia memutuskan untuk memperjuangkan cintanya bersama Juang. Dan itu jadi awal mulai kisah mereka dengan berbagai lika-liku yang mau tak mau harus dihadapi sendiri.
Juang yang merupakan seorang jurnalis kemudian harus berpisah dengan Ana. Dia pergi ke tanah Papua untuk membuat film dokumenter dan menelusuri jejak sejarahnya. Menjalin hubungan jarak jauh, keduanya berusaha untuk tetap menjaga komitmen. Bahkan Juang rutin mengiriminya kabar dan pesan. Sampai suatu hari tak ada lagi pesan yang diterima oleh Ana.
Saat Juang berhenti mengirim pesan dan tak ada kabar, Ana jelas panik. Ia berusaha menghubungi kantor Juang. Sampai sebuah pesan masuk di ponselnya.
Apakah kisah Ana dan Juang akan berakhir bahagia? Mampukah keduanya merajut impian menjalani hidup berdua bersama? Atau justru semesta punya caranya sendiri dalam menggiring cinta mereka?
Konspirasi Alam Semesta ini sebenarnya merupakan albuk. Jadi novel ini punya pelengkap sebuah album lagu. Album yang terdiri dari beberapa lagu yang liriknya bisa ditemukan di dalam rangkaian cerita novel ini. Membaca sambil mendengarkan lagu yang senapas pastinya jadi pengalaman yang menarik.
Juang merupakan sosok yang begitu menarik. Memiliki ayah seorang eks tapol, ia sempat memiliki berbagai pengalaman tak menyenangkan. Bahkan ia sendiri berjarak dengan ayahnya. Hubungannya dengan sang ayah begitu dingin. Hanya ibunya yang membuat Juang bisa kembali ke keluarga, sayangnya kebersamaannya dengan sang ibu tak bisa berlangsung selamanya.
Membaca perjuangan Ana dan Juang dalam menjaga dan mempertahankan hubungan juga sangat mengaduk-aduk perasaan. Sampai ketika Ana didiagnosis sebuah penyakit, dia berusaha untuk menutupinya. Belum lagi saat muncul kesalahpahaman lainnya. Ada ego yang harus ditaklukkan. Ada kesabaran yang benar-benar diuji.
Tak hanya soal cinta dan asmara, novel ini juga mengangkat topik keluarga yang begitu menyentuh. Membaca harapan, keinginan, dan kekecewaan Juang dalam membahagiakan ibu tercintanya benar-benar membuat air mata menetes. Keteguhan dan usaha Ayah Ana untuk menyelamatkan nyawa putrinya juga sangat menyentuh. Kita jadi kembali diingatkan soal betapa luar biasanya sosok ibu dan ayah yang kita miliki, sekalipun mereka bukan sosok yang sempurna.
Dari seorang Juang, kita juga akan belajar lebih dalam soal rasa cinta pada tanah air. Soal kemanusiaan dan kepedulian. Pengalamannya mendaki Gunung Slamet, bertemu orang-orang ramah di Papua, melarikan diri ke Nias, sampai membantu sahabat hingga membawanya ke Gunung Sinabung menjadi cerita yang begitu berkesan.
Konspirasi Alam Semesta memiliki akhir cerita yang cukup mengejutkan. Perasaan kita akan diaduk-aduk, dibuat tersenyum, hingga menitikkan air mata saat membaca rangkaian cerita ini sampai akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar